Karate SMP IT Fitrah Insani

RANTING 
SMP IT FITRAH INSANI


Daftar Anggota Ekskul Karate (KKI) SMP IT Fitrah Insani

Putra

Putra

Kehadiran Ekskul

Schema.org (often called Schema) is a semantic vocabulary of tags (or microdata) that you can add to your HTML to improve the way search engines read and represent your page in SERPs.

Sejarah Karate (KKI)

Dilangsir Dari Berbagai Sumber Pendiri KUSHIN RYU Karate Do adalah Kiyotada Sannosuke Ueshima yang lahir pada tahun 1893 di wilayah Hyogo (Kobe) , di Kota Akou – Jepang.

Setelah berusia 3 tahun ia mulai belajar seni beladiri  (aliran Konshin Yujoyutsu) di Akademi Matsubara di Kota Akou dibawah bimbingan guru Kiyotaka Kajei Matsubara.

Menginjak usia 9 tahun  ia mulai  mengenal  Tuan Sugaya atau Jigaya.  Seorang pegawai kepolisian di kota Akou, ia seorang penduduk asli Okinawa. Dari dialah Ueshima mulai belajar  bentuk-bentuk Karate Kata Channan dan Kata Kushanku (Kata Channan merupakan dasar Kata Pian yang diciptakan Ankou Itosu , salah satu kata orisinil yang dikembangkan dan dirubah menjadi KATA PIAN).

Pada tahun 1918, saat berusia 25 tahun, Ueshima menerima gelar secara serempak  sebagai ahli aliran Konshin Yujoyitsu dari tangan Guru Matsubara  dan guru  Guikyo Masazi Akada  sebagai Guru terakhirnya  dan juga guru dari Matsubara sendiri.

Kemudian, Ueshima pindah ke kota Osaka, disana ia mulai membuka Akademi Konshin – Ryu Yujoyitsu.

Pada dekade awal abad ke 20, beberapa guru karate tiba di Okinawa di kota Osaka, bersama-sama mereka, Ueshima mempelajari dan mempraktikan cabang beladiri ini .

Mereka adalah :

1, Choki Motobu, mengajar  Aliran Tomari-Ja .

2, Kanamori Kinzyo, mengajar  aliran  Shorin and Goju.

3, Choshin Chibana, pendiri dan guru aliran  Shorin .



Pada tahun 1932 Ueshima mendirikan Aliran Karate Kushin Ryu, ini merupakan hasil  dari penggabungan aliran  Konshin-Ryu Yujoyitsu dengan unsur-unsur Karate yang ia tambahkan didalamnya.

Pada tahun 1895 Organisasi Beladiri Jepang yang pertama didirikan disebut  Dai Nippon Butokukai (Great Japan Martial Virtue Association).

Pada tahun 1933, Ueshima menerima gelar Guru JUDO (KYOSHI) dari Association of Martial Virtue of the Great Japan.

Juga pada tahun 1935 dan untuk pertama kalinya di Jepang, Dewan Asosisasi Beladiri Jepang yang terhormat menganugerahi dia gelar Guru Karate (KYOSHI) dengan dua orang lainnya. Para guru yang menerima tanda kehormatan pada kesempatan itu adalah :

1, Choyun Miyagi ( Pendiri aliran  Goju )

2, Kiyotada Sannosuke Ueshima ( Pendiri Aliran Kushin )

3, Yasuhiro Konishi ( Pendiri Aliran Shindo Shizen)

Pada tahun 1946 akhir yaitu perang Dunia  ke II terjadi pembubaran Dai Nippon Butokukai (Great Japan Martial Virtue Association)

Pada tahun 1965, beliau menerima gelar Dan 8 Judo Kodokan, Guru Kanamori Kinzyo , guru aliran Shorin dan Goju dan Guru karate Ueshima, kembali ke Okinawa disana dan ia mengembangkan Aliran Kushin.

Pada tahun 1940 Guru Kinzyo  menerima gelar Guru Karate (RENSHI) dari Dai Nippon Butokukai (Great Japan Martial Virtue Association)

Pada tanggal  6 September 1987, pada usia 94 tahun,  Kiyotada Sannosuke Ueshima, pendiri Kushin Ryu, meninggalkan para murid untuk selama-lamanya  di kota Osaka. Saat ini President (Soke) kedua  Kushin Ryu saat ini dipimpin oleh Ph. Dr HORYUU MATSUZAKI.

Aliran perguruan KKI (Kushin Ryu M Karate-do Indonesia) lahir pertama kali di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1966. Organisasinya sendiri resmi berdiri setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 11 April 1967. Aliran Kushin Ryu di Indonesia diperkenalkan oleh Sensei Horyu Sinya Matsuzaki, yang kini menyandang gelar sebagai Presiden Kushin Ryu Se-Dunia.

Kepengurusan pertama KKI dipercayakan kepada Letjen (Alm) Sarwo Edhi Wibowo dan Seno Hartono. Saat ini, kepengurusan KKI Pusat periode 2002 – 2006, dinakhodai oleh DR. Oesman Sapta, yang menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.

Pada tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya di Jepang yang bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo (Alm.). Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Di Indonesia beliau mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, lalu ia mendirikanPORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakalFORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia. Dan beliau juga adalah pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO).
 

Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI), yang pada dekade 2005 karena masalah  internal perguruan banyak anggota LEMKARI yang keluar lalu kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate Club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI.

Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan olehMatsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Bp. Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bp. Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.

Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)